Rabu, 26 Oktober 2016

Workshop dan Seminar di SMESCO Hadir Kembali!

Hai hai...

SMESCO kembali menyelenggarakan seminar dan workshop kreatif sebagai upaya mendukung kegiatan kewirausahaan di kalangan Pelajar, Mahasiswa dan Umum yang menjadi bagian pada event rutin yang berjudul "Quilt dan Needle Art Fest 2016".

Yang lagi mau memulai usaha dan ingin memanfaatkan akun sosmednya, bisa dapat tips dan ilmunya di sini.

Yang suka kerajinan, yang suka merajut, menyulam dan membuat sejuta bunga juga bisa banget gabung di workshopnya.

Yukk segera daftar sebelum kehabisan seat. Registrasi di link masing-masing yaaa...

Catat tanggalnya! 27-29 Oktober 2016.

FREE alias GRATIS!

WORKSHOP at SMESCO

1. STUDENT SESSION "1 JUTA BUNGA".
Register: http://bit.ly/WSHOP1Quilt

2. Workshop Sulam by Rumah Puteri.
Register: http://bit.ly/WSHOP2Quilt

3. STUDENT SESSION Workshop 60 kit rajut.
Register: http://bit.ly/WSHOP3Quilt

4. SEMINAR "Start Your Facebook for Business" bersama Coach Kukuh.
Register:http://bit.ly/SEMI2Quilt

5. SEMINAR "Start Your INSTAGRAM for business" bersama Coach Dicky.
Register: http://bit.ly/SEMI3Quilt

6. SEMINAR "Kunci Dasar Sebuah Bisnis Handcraft" bersama Coach Donni A.F.
Register: http://bit.ly/SEMI4Quilt

7. SEMINAR & WORKSHOP "Menyikapi Peluang Usaha Industri Kreatif Bagi Para Start Up" bersama Coach Anto.
Register: http://bit.ly/SEMI5Quilt

Minggu, 17 Juli 2016

Sayembara Fiksi (Cerpen dan Cerber) Femina 2016

Lagi-lagi saya mau share sayembara nulis! Sama seperti sayembara DKJ, sayembara Femina ini dibuka hampir setiap tahun. Bedanya, DKJ itu sayembara novel, sedangkan Femina cerpen dan cerber.

Siapkan ide kalian!! Deadlinenya masih lumayan panjang.



Sumber: http://www.femina.co.id/event/dibuka-sayembara-fiksi-femina-2016-2017


Sayembara Fiksi dibuka kembali!

Tantang daya cipta Anda untuk menjadi penulis terkenal dan menangkan hadiahnya!

Syarat Umum Sayembara Cerpen & Cerber femina 2016/ 2017:
>>Peserta adalah Warga Negara Indonesia.
>>Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, menggunakan ejaan yang disempurnakan.
>>Naskah harus karya asli, bukan terjemahan.
>>Tema bebas, namun sesuai untuk majalah femina.
>>Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak, elektronik dan online, dan tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara lain.
>>Peserta hanya boleh mengirim 2 naskah terbaiknya.
>>Hak untuk menyiarkannya di media online ada pada PT Gaya Favorit Press.
>>Redaksi berhak mengganti judul dan menyunting karya.
>>Naskah yang tidak menang, namun memenuhi syarat, akan dimuat di femina.
>>Penulis akan mendapat honor sesuai standar femina.
>>Keputusan juri mengikat, tidak dapat diganggu gugat, dan tidak ada surat-menyurat.
>>Lomba ini tertutup untuk karyawan Femina Group.
>>Naskah dikirim ke redaksi femina, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B32-33, Kuningan, Jakarta Selatan, 12910

Syarat Khusus Cerpen:
>>Diketik dengan komputer di atas kertas HVS kuarto dengan jarak dua spasi. Font Arial ukuran 12.
>>Panjang naskah 6-8 halaman, dan dikirim sebanyak dua rangkap disertai 1 (satu) CD berisi naskah.
>>Naskah dilampiri formulir asli dan fotokopi KTP.
>>Pada amplop kiri atas ditulis: Sayembara Mengarang Cerpen Femina 2015.
>>Naskah ditunggu selambat-lambatnya 1 Oktober 2016.
>>Pemenang akan diumumkan di majalah femina yang terbit pada bulan November 2016.

Syarat Khusus Cerber:
>>Diketik dengan komputer di atas kertas HVS kuarto dengan jarak dua spasi. Font Arial ukuran 12.
>>Panjang naskah 40-50 halaman.
>>Dijilid dan dikirim sebanyak dua rangkap disertai 1 (satu) CD berisi naskah.
>>Naskah dilampiri formulir asli dan fotokopi KTP, serta sinopsis cerita.
>>Pada amplop kiri atas ditulis: Sayembara Mengarang Cerber Femina 2015/2016.
>>Naskah ditunggu selambat-lambatnya 30 November 2016.
>>Pemenang akan diumumkan di majalah femina yang terbit pada bulan April 2017.

Hadiah Sayembara Cerpen*
Pemenang 1 : Rp4.000.000
Pemenang 2: Rp3.000.000
Pemenang 3: Rp2.000.000

Hadiah Sayembara Cerber*
Pemenang 1 : Rp7.000.000
Beasiswa Workshop Menulis Skenario dari Plot Point
Profil di Majalah Femina

Pemenang 2: Rp6 .000.000
Beasiswa Workshop Menulis Skenario dari Plot Point

Pemenang 3: Rp5.000.000
Beasiswa Workshop Menulis Skenario dari Plot Point

Anda juga bisa mengunduh formulirnya di sini: Formulir Sayembara Fiksi FEMINA 2016/2017
Caranya:
1/ Simpan file image dari formulir di web.
2/ Print file tersebut dan sertakan dalam karya Anda.


Kami nantikan karya terbaik Anda!

Cek koleksi #fiksi femina di: FIKSI FEMINA
Koleksi #fiksi karya Komunitas Writers Club femina, klik: KARYA ANDA

Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2016

Halooo... lama tidak menyapa :D

Kali ini saya bawa kabar gembira buat kalian yang hobby nangkep pokemon *eh salah* maaf... haha efek demam Pokemon Go.

Back to the topic, sayembara novel DKJ sudah dimulai lho. Tahu DKJ kan? Lomba ini hampir selalu dibuka setiap tahun, selain lombanya prestise abis, hadiahnya juga ... cukup lah buat beli laptop baru hehehe. So, check it out!

Sumber: http://dkj.or.id/berita/sayembara-novel-dewan-kesenian-jakarta-2016/

Dewan Kesenian Jakarta menyelenggarakan Sayembara Novel DKJ 2016. Penyelenggaraan ini diharapkan dapat melahirkan penulis-penulis Indonesia dengan karya bermutu. Persyaratan sebagai berikut:

KETENTUAN UMUM
Mengisi formulir pada tautan daring http://bit.ly/formulirsayembaradkj2016 dan mengirimkan kembali kepada panitia penyelenggara.
Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah.
Naskah belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apa pun, baik sebagian maupun seluruhnya.
Naskah tidak sedang diikutkan dalam sayembara serupa.
Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik.
Tema bebas.
Naskah adalah karya asli, bukan saduran, bukan jiplakan (sebagian atau seluruhnya).

KETENTUAN KHUSUS
Panjang karya 40.000—100.000 kata, halaman A4, spasi 1,5, huruf Times New Roman ukuran 12.
Peserta adalah warga negara Indonesia (dibuktikan dengan mengirimkan salinan tanda pengenal beserta naskah novel).
Tidak perlu membubuhkan nama penulis di dalam novel.
Empat salinan naskah dikirim ke:


Panitia Sayembara Novel DKJ 2016
Dewan Kesenian Jakarta
Jl. Cikini Raya 73
Jakarta 10330

Batas akhir pengiriman naskah: 30 September 2016 (cap pos atau diantar langsung)

LAIN-LAIN
Para Pemenang akan diumumkan dalam Malam Anugerah Sayembara Novel DKJ 2016 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Hak Cipta dan hak penerbitan naskah peserta sepenuhnya berada pada penulis.
Naskah pemenang yang diterbitkan menjadi buku harus mencantumkan logo DKJ.
Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu-gugat dan tidak diadakan surat-menyurat.
Pajak ditanggung DKJ.
Sayembara ini tertutup bagi anggota DKJ Periode 2016—2018 dan keluarga inti Dewan Juri.
Maklumat ini bisa diakses di www.dkj.or.id.
Dewan Juri terdiri dari sastrawan dan akademisi sastra

HADIAH
Pemenang I Rp.20.000.000
Pemenang II Rp.15.000.000
Pemenang III Rp.10.000.000

JADWAL
Publikasi Maklumat: Juni 2016
Pengumpulan karya: Juni—September 2016
Penjurian: September—November 2016
Pengumuman pemenang: Desember 2016

Selasa, 31 Mei 2016

Tak Ada Mimpi yang Dicuri, yang Ada Hanya Rasa Iri


Cover novel Mr & Mrs Writer


Judul Buku : MR & MRS WRITER
Kategori       : Fiksi (Novel)
Penerbit        : Sheila
Tahun Terbit : 2016
Tebal Buku   : viii + 408 halaman
Penulis          : Achi-TM
Harga            : Rp 74.000,-

Munculnya novel bertema pasangan muda dan konflik rumah tangga, bukanlah sesuatu yang baru di bidang literasi. Terlihat dari banyaknya novel-novel sejenis yang diterbitkan dalam kurun waktu satu tahun. Terlebih lagi, sebelum menerbitkan novel berjudul Mr & Mrs Writer, sang penulis Achi-TM sudah pernah menerbitkan beberapa novel serupa. Sebut saja Cloud(y), Sun(ny), sampai Insyaallah Sah!. Menariknya, novel Achi-TM ini memiliki warna yang berbeda dibandingkan novel-novel terdahulu.

Cover novel berlatar belakang campuran warna antara biru toska, biru, dan putih, ditambah dengan gambar mesin tik serta buah mangga yang tampak matang. Ukuran font judul juga dibuat cukup besar, seolah sengaja dibuat oleh penerbit untuk mengakali agar cover tidak terlihat kosong. Jadi apabila dilihat secara keseluruhan, cover novel ini sangat eye cathing.

Sesuai dengan judulnya Mr & Mrs Writer, penulis berupaya menghadirkan cerita berbeda mengenai pasangan muda yang berumah tangga. Cerita pasangan yang berprofesi sebagai penulis, Achi-TM seolah ingin membagikan kisah hidup antara dirinya dengan sang suami yang juga berprofesi sebagai penulis. Namun karena genre buku ini fiksi-literatur, maka tidak semua yang tersajikan di dalam novel adalah cerita nyata. Saya sendiri tidak bisa menebak bagian mana yang merupakan kisah nyata, bagian mana yang menjadi imajinasi sang penulis. Maka biar saja, lalu nikmati setiap diksi yang tertera.

Ilustrasi: pz-c-us.blogspot.com

Bab pertama dari novel ini dibuka oleh sosok Ara, tokoh utama yang terlihat begitu gigih mengejar mimpinya. Saat itu, Ara tengah berpacu dengan waktu menuju kantor pos. Hanya tersisa satu jam, kesempatan bagi Ara untuk mengirimkan naskah novel. Apabila melebihi batas waktu yang ditentukan, secara otomatis Ara akan gagal mengikuti seleksi beasiswa menulis. Gadis itu sempat menemui berbagai kendala, mulai dari hujan yang tak kunjung reda, diserempet motor, sampai ceroboh menghilangkan naskahnya sendiri. Namun, di tengah keputusasaan itu, Ara justru bertemu dengan Roy, cinta pertamanya,

Selang dua tahun kemudian, Ara masih belum bisa melupakan Roy. Dunia Ara dipenuhi dengan ambisi menerbitkan novel, mengadakan launching, dan janji menikah dengan Roy! Sayangnya, satu persatu ambisi Ara runtuh. Novel pertama Ara hanya diterbitkan di penerbit kecil yang masih baru, acara launching tidak berjalan lancar, bahkan pengunjungnya hanya satu.

Kemunculan tokoh Ragil ini, menurut saya memiliki peranan penting dalam mengarahkan plot. Lelaki itu hanya seorang tukang kayu, sama sekali tidak menarik minat Ara. Tapi dia berani mengritik pedas karya Ara, bahkan menggodanya.
"Elo siapa, sih? Warga sini juga bukan, gangguin aja." 
"Saya calon warga sini, kok. Sebentar lagi juga akan bikin surat izin menikah di sini, iya, kan, Ara?" 
Sekonyong-konyong tawa Ara seperti dipangkas oleh silet, terbelah dua. Menjelma rasa terkejut yang  luar biasa. Gina tersedak, Ibu dan Bapak yang ada di kursi depan hanya senyum-senyum kecil. Dalam hitungan beberapa detik, satu bus sudah riuh oleh suara ibu-ibu yang menjadi pembenaran. 
"Maksud sampeyan calon suaminya, Ara?" 
"Kapan nikahnya?" 
"Oalaah pantes dia ikutan tur kita." 
Suara-suara lain yang di telinga Ara bagaikan dengung lebah. Ara berdiri dan berteriak. "Bukaaan! Dia bukan calon suami saya!" 
Suasana hening seketika, tapi bus tetap melaju lambat. Semua mata memandang Ara lalu memandang Ragil. Bahu Ara naik-turun. Ia melirik Ragil dan berharap bisa melempar lelaki itu keluar jendela. Tapi sayang, tenaganya tak lebih besar dari tenaga seekor kambing. 
"Lho... kok elo GR, Ra? Kan gue cuma bilang mau bikin surat izin menikah, emang perempuan single di RT ini cuma elo aja, ya?" Ragil tertawa kecil. 
(halaman 76-77)
Hingga mereka akhirnya menikah, dari sinilah konflik bermula. Antara mimpi dan kesetiaan cinta yang bisa membuat pembaca kesal. Ara tidak pernah mencintai Ragil. Ia hanya memandang Ragil sebagai laki-laki yang memiliki pemikiran yang berbeda. Lelaki yang mencurahkan ruh-nya ketika menulis, hingga hasil tulisannya menjadi begitu bernyawa. Cara Ragil mengeja kata-kata membuat Ara terpikat sekaligus merasa iri. Bagimana mungkin seorang tukang kayu bisa mengalahkan perempuan yang notabene pernah mendapat beasiswa menulis? Tapi nyatanya sikap Ara itu disalahartikan Ragil sebagai bentuk ketertarikan dan cinta kepadanya. Ara juga telanjur menyetujui perjanjian bodoh dengan lelaki itu, hingga berakhir pada pernikahan yang sama sekali tidak Ara harapkan.

Ragil tidak peduli jika Ara tidak bisa mencintai dirinya sepenuh hati. Lelaki itu percaya, cinta akan tumbuh apabila dipupuk terus-menerus. Seperti pohon mangga yang diberi pupuk terbaik, bila saatnya tiba mangga tersebut pasti akan berbuah manis.

Sebagai penulis, Achi-TM berhasil mengaduk-aduk emosi pembaca. Pergantian suasana dalam novel ini terasa begitu nyata tanpa terkesan mendramatisasi. Cerita yang semula mengocok perut karena keusilan Ragil menggoda Ara, perlahan menimbulkan kekesalan saat Ara bersikap kurang ajar kepada suaminya.
“Seharusnya aku nggak nikah sama kamu! Seharusnya aku nikah sama penulis juga! Sama orang yang sama-sama ngerti gimana susahnya nulis!” Ara menatap nanar Ragil. 
“Sehingga dia nggak dengan gampangnya minta duit sama istri.” 
“Ara, ini nggak akan lama, cuma sampai aku bisa menjual lemari-lemari aku ….” 
“Omong kosong!” 
(halaman 117)
Ilustrasi: www.johnhembree.com

Sayangnya, novel ini memiliki beberapa kesalahan dari segi teknik penulisan. Meski tidak terlalu fatal, namun cukup mengganggu. Misalnya ketidakkonsintenan tokoh dalam memakai kata ganti ‘aku-kamu’ dan ‘gue-elo’. Seperti yang terjadi pada halaman 63:
“Males banget bawa kamu ke pantai, bisa bokek gue. Udah ikutin gue aja….” Ragil mengambil sapu tangan hitam panjang dari saku celana pantainya. “Gue butuh bantuan elo, nih.”
Juga pada halaman 65 dan 69. Kemudian, tanda elipsis (…) yang seharusnya tiga titik kerap bertambah menjadi empat titik (….). Selain itu, masih terdapat kata-kata yang kurang nyambung, seperti halaman 76:
Gina tersedak, Ibu dan Bapak yang ada di kursi depan hanya senyum-senyum kecil. Dalam hitungan beberapa detik, satu bus sudah riuh oleh suara ibu-ibu yang menjadi pembenaran.
Kata “menjadi pembenaran” kurang tepat. Lebih tepat bila diganti menjadi “mencari pembenaran”.

Harga novelnya juga cukup mahal, Rp 74.000,-, tapi kalau dilihat dari ketebalan buku, harga tersebut sebenarnya sangat wajar. Terlebih lagi, novel ini bukan hanya menyuguhkan problematika kehidupan rumah tangga pasangan muda, melainkan pembaca juga diajak untuk “terjun” ke dalam lika-liku dunia penulisan, penerbitan, PH (production house) serta tambahan pengetahuan melalui kedua tokoh utama, tanpa terkesan digurui.
Ara mengeram kesal. “Mentang-mentang tulisan di blog elo bagus terus elo…. Ergh… kasih tahu gue kenapa tulisan elo di blog terasa seperti hidup?” 
“Karena gue menghidupkan hati gue, bukan mematikan hati gue.” 
(halaman 67)

Senin, 30 Mei 2016

Berburu Bintang Bersama HAAJ

Matahari telah beranjak ke ufuk barat. Sebuah Gedung bertingat dua yang berada di awasan Taman Ismail Marzuki mulai ditutup. Gedung yang berdiri sejak zaman Presiden Soekarno itu, merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi. Sayangnya, tak banyak yang tahu bahwa setiap dua minggu sekali di Sabtu sore, Gedung Planetarium dan Observatorium Jakarta menggelar acara diskusi seputar kehidupan langit.

Para pemburu bintang berdatangan dari berbagai wilayah di Jakarta dan sekitarnya tanpa memandang perbedaan usia, jenis kelamin, ataupun pekerjaan. Berjalan kaki atau naik kendaraan, mereka datang dengan semangat dan kecintaan yang sama terhadap ilmu astronomi.

Di planetarium, mereka saling bertukar pikiran, tergabung dalam sebuah komunitas yang sudah hampir berjalan selama 30 tahun, meski dengungnya masih kurang terdengar di masyarakat awam.

Himpunan Astronomi Amatir Jakarta atau yang biasa disingkat HAAJ, merupakan sebuah komunitas yang berdiri di bawah naungan pihak Planetarium dan Observatorium Jakarta. Wadah bagi para pecinta ilmu astronomi, khususnya bagi mereka yang tinggal di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Tapi bukan berarti masyarakat di luar Jakarta tidak diperbolehkan untuk bergabung. Himpunan yang terbentuk sejak 21 April 1984 ini, terbuka bagi siapapun yang ingin mempelajari dan memperdalam ilmu astronomi.

Murid SMAN 3 Bogor bergantian melihat Bulan lewat teleskop

Sejak planetarium resmi dibuka untuk umum, animo masyarakat terhadap ilmu astronomi semakin besar. Sehingga dibentuklah sebuah komunitas yang di dalamnya terdapat banyak kegiatan. Salah satunya pertemuan rutin dwi-mingguan untuk mendiskusikan seputar ilmu astronomi secara sederhana dan menyenangkan, dengan mengundang pengisi materi yang berbeda-beda setiap pertemuannya. Kalau beruntung, kita bisa menikmati penampakan benda-benda langit melalui teleskop yang disediakan di sana. Jika biasanya mata kita dimanjakan dengan bulan purnama yang bulat besar, dengan warna keoranyean, melalui teleskop semuanya menjadi berbeda. Kita tidak hanya dapat melihat bulan secara lebih dekat, tetapi juga detail seperti lembah-lembah 'bintik' hitam bisa kita dapatkan. Hanya saja, kita bisa menikmati penampakan tersebut selama langit dalam keadaan cerah.

Menikmati Panorama Langit Malam
Kegiatan diskusi yang dilakukan di dalam Gedung Planetarium dan Observatorium Jakarta sejak pukul 16.00 - 20.00 WIB tidak dipungut bayaran, peserta diskusi hanya disarankan untuk membeli fotokopi handout yang telah tersedia di sana. Selain itu, HAAJ juga menjual souvenir astronomi seperti Majalah Astronomi, kacamata matahari, green laser, T-Ring, science scraft, ular tangga astronomi, kaos astronomi, dan sebagainya.

"HAAJ melakukan banyak kegiatan seperti Star Party, Astro Party, seminar astronomi, workshop astronomi, di sekolah-sekolah, juga pengamatan di luar planetarium, misalnya di UI Depok, IPB Bogor, atau tempat-tempat yang mendukung untuk dilakukan peneropongan. Ada festival astronomi, sampai kampanya penyuluhan astronomi." jelas Muhammad Rayhan, selaku ketua HAAJ tahun 2013, saat ditemui di Jakarta.

Astronomi adalah ilmu yang cukup tua. Sebuah ilmu yang membahas tentang kehidupan langit, dan menerapkannya dengan mengamati benda-benda langit, memprediksi, dan mencari kehidupan di antariksa. Banyak pula yang menganggap ilmu tersebut sebagai ilmu yang sia-sia. Astronomi diidentikan sebagai bidang ilmu yang sulit dipelajari, mahal, dan kurang terbukanya lapangan pekerjaan, terutama di Indonesia. Tapi HAAJ mencoba mengesampingkan semua paradigma negatif tersebut. Astronomi bisa dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Berdiskusi meski bukan profesional, karena nama komunitas itu sendiri menyandang kata 'amatir' yang berarti kesukaan.

Komunitas tersebut patut diacungkan jempol. Berbagai event, acara telah mereka lakukan, mendatangkan pengajar berkompeten tanpa meminta bayaran kepada peserta diskusi (kecuali acara di luar planetarium). Terlebih para pengurus dan anggotanya sangat bersemangat untuk mengembangkan dan menyebarluaskan keberadaan komunitas tersebut di mata Indonesia, bahkan ke mancanegara.

Untuk menjadi anggota HAAJ, seseorang hanya perlu datang dan mengikuti kegiatan diskusi dwimingguan minimal enam kali selama setahun dan satu kali star party untuk umum. Setelah itu bisa mendaftarkan diri kepada pengurus HAAJ untuk dibuatkan kartu anggota. setelah menjadi anggota, tentu saja tanggung jawab terhadap komunitas menjadi lebih besar dibandingkan hanya menjadi peserta diskusi biasa. Namun, dengan menjadi anggota, kita bisa mengikuti berbagai star party khusus yang biasanya dilakukan di luar kota, dan berbagai acara lain yang tidak bisa dilakukan oleh peserta non-anggota.

Siapkan Nalar! Apakah Mala Benar-benar Indigo?


Cover novel Rumah Lebah

Judul Buku : Rumah Lebah (Rahasia di Balik Wajah-Wajah Asing)
Penulis : Ruwi Meita
Penerbit : Gagas Media
Cetakan Pertama : 2008
Tebal : X + 286 halaman
ISBN : (13) 978-979-780-228-8

Mari kita lihat identitas buku yang saya tulis di atas, buku ini terbitan tahun 2008. Tujuh tahun lalu? Terbitan lama dong? Yup, benar banget. Buku Rumah Lebah-nya Ruwi memang sudah lama terbit, sayangnya saya baru baca sekarang atau mungkin lebih tepatnya saya baru tahu kalau ada novel semacam ini yang kebetulan penulisnya orang lokal alias bukan terjemahan *miris. Tapi tak apa-apa, karena menurut saya buku ini cukup bagus untuk di-review. Dari genre bukunya, bisa dikatakan Ruwi termasuk penulis yang berbeda dengan penulis perempuan lainnya, yang kebanyakan mengambil genre romance, teenlit, young adult, atau fantasi.

Secara garis besar, genre buku ini horror. Detektifnya ada, horror psikologisnya ada, thiller-nya pun ada. Intinya isi buku ini cukup mengejutkan karena sejak awal penulis langsung mengajak pembacanya 'melihat' kejadian mengherankan. Mala, gadis kecil yang tiba-tiba berada di atas atap rumah. Bagaimana dia bisa berada di sana? Padahal saat itu sudah tengah malam, dan dia masih sangat kecil untuk bisa merangkak naik ke atap yang tinggi. Nawai dan Winaya, orang tua Mala, bahkan para tetangga bingung dibuatnya. Sampai-sampai Nawai dan Winaya terpaksa berbohong dengan mengatakan Mala mengalami 'penyakit' tidur sembari berjalan yang akhirnya mengantarkan dirinya sampai ke atap. Benarkah?

Ilustrasi: www.personal.psu.edu

Lalu, penulis meredam rasa penasaran pembaca dengan menyajikan cerita kehidupan keluarga Nawai setelah pindah ke Bukit Mata Kaki. Pada bagian tersebut panulis menggiring pembaca agar satu pemikiran yaitu memvonis Mala mengalami suatu 'penyakit' yang benar-benar serius. Ya, Mala si anak indigo. Begitu yang dikatakan Martha, satu-satunya teman cerita Nawai. Nawai pun tampak mulai goyah apakah Mala benar-benar anak indigo atau bukan, karena Mala selalu menyebutkan nama-nama asing yang dianggapnya sebagai teman khayalan.

Tante Ana, Abuela, si kembar, Willis, dan Satira. Mereka adalah 'hantu-hantu' yang selalu menemani keseharian Mala. 'Hantu-hantu' yang membuat Mala tampak berbeda dengan kebanyakan anak kecil lainnya. Mala yang begitu kaku, formal, tanpa banyak ekspresi, dan jenius, membuat anak-anak lain menganggapnya aneh, bahkan dulu ia sempat bermasalah dengan wali kelasnya yang dianggap 'gila' hormat.

Melompat beberapa bab, penulis mulai mengalihkan cerita Mala dengan kisah Alegra Kahlo, sang artis cantik yang nantinya akan menjadi pemeran utama dalam film yang diangkat dari buku best seller Winaya. Di sini saya sendiri agak bertanya-tanya, apa hubungannya antara konflik yang terjadi pada Alegra dengan kisah Mala dan Nawai? Lalu, kisah kematian Deni, si wartawan gosip yang sempat memeras Alegra, apakah memiliki benang merah dengan cerita awal dibuat oleh penulis? Tapi rupanya itulah hebatnya Ruwi Meita. Jujur, saya sampai berdecak kesal karena tidak berhasil menebak twist ending dalam novel ini. Mengenai 'penyakit' Mala, pelaku pembunuhan kematian Deni, sampai judul dari buku ini sendiri 'Rumah Lebah'. Apa rumah lebah? Siapa sang ratu lebah? Siapa sebenarnya para 'hantu' yang selalu disebutkan oleh Mala?


Ilustrasi: http://proxy-oq.deviantart.com/

Terlepas dari semua kekaguman saya terhadap buku ini. Rumah Lebah memiliki beberapa kekurangan yang terpaksa saya ungkapkan. Cerita pada bagian Nawai berada di rumah terlalu mendetail, sehingga alurnya berjalan begitu lambat dan sedikit membosankan. Lalu, ada gambaran dari novel ini yang kurang mendidik, yaitu membiarkan hubungan di luar nikah seperti yang terjadi pada Nawai dan Winaya, juga Alegra dan Rayhan.

Ketiga... setelah saya searching di internet, buku ini katanya kurang booming padahal ceritanya bagus bahkan nggak kalah sama buku-buku terjemahan. Dan jujur lagi, saya baru tahu Ruwi Meita membuat buku ini setelah saya membaca novel Misteri Patung Garam, tentunya karya Ruwi juga (Azzzz bagian ini bikin saya gemas).

Secara keseluruhan buku ini patut diacungi jempol karena permainan psikologisnya yang mantap!

Mengenal #HIJAB1ST

Yang namanya sesuatu kalau lagi tren pasti diburu ... Begitu pula perihal hijab yang sempet booming banget tahun 2013. Orang langsung berbondong-bondong memakai hijab, style-nya pun mulai bermacam-macam, berwarna-warni, dan lebih fashionable.

Bidang literasi sendiri nggak kalah seru waktu itu. Banyak dari penulis sampai desainer muslim berlomba-lomba ciptakan ide dan kreasi baru tentang hijab. Alhamdulillah kalau bisa sampai menginspirasi, toh berhijab memang suatu kewajiban bagi seorang muslimah kan?

Sebagai penulis, saya termasuk salah satu orang yang kena dampak dari tren tersebut. Etsss ... tapi buku yang saya tulis bukan tentang desain hijab atau model hijab gulung sana-gulung sini lho hehe ...

Cover Antologi #HIJAB1ST

Bersama ke-13 penulis, saya membukukan pengalaman pertama kami ketika berhijab. Ya, pengalaman pertama ... Apa alasan yang melatarbelakangi seseorang memakai hijab? Apa yang membuat orang tersebut bertahan?

Apakah benar-benar hanya sekadar tren yang ketika tren tersebut hilang, maka bisa melepas hijab seenaknya?

Pengalaman ini terbungkus dengan beragam ekspresi. Ada yang cukup melow seperti "Almarhunah Mama, Sumber Inspirasiku" by Nelfi S.

Ada lucu, "Bukan Monyet Berhijab" by Nela Fayza.

Ada yang menginspirasi, "Ziarah Gunung," by Nadrah Chino.

Masih banyak yang lain.

Klik di sini untuk book teaser.

Ada liputan launching buku #HIJAB1ST oleh Nelfi Syafrina.

Lihat review yang ditulis oleh Dewi H.

Lihat juga review Aisyah Dinda.

Berhubung buku ini terbitnya 2013, jadi pasti di toko buku sudah tidak ada. Kalau masih penasaran, teman-teman bisa mencari di toko buku online. :-)

Dari Motivasi Sampai ke Fiksi

Cover buku CeKers Unyu-Unyu

Judul Buku : CeKers Unyu-Unyu
Penulis         : Reni Erina
Penerbit        : PT Elex Media Komputindo
Cetakan        : Pertama 2014
Tebal             : xvi + 158 halaman
ISBN             : 978-602-02-3476-2

Tidak seperti novel-novel pada umumnya, penulis yang lebih akrab dipanggil Bunda Erin ini menyuguhkan cerita yang segar sekaligus inspiratif dalam novelnya yang berjudul CeKers Unyu-Unyu. Memakai latar belakang tempat CK Writing Community / Academy, yaitu tempat yang dijuluki Markas LA oleh para CeKers dan DeKers, Bunda Erin menuliskan satu demi satu kisah yang membuat pembacanya bertanya-tanya, "Tokoh-tokohnya beneran nyata nggak ya?"

Karena kisah yang dituliskan Bunda Erin adalah kisah keseharian para CeKers saat mereka di Markas LA. Mulai dari tokoh Ayka yang doyan banget patah hati, sampai kepolosan tokoh Nata yang bikin orang geregetan.

"Duh, semua berantakan, Kak Niko..."  
"Nata, lo nggak apa-apa, kan?" 

"Sebenarnya aku takut, Kak. Tapi aku coba beraniin diri. Aku ingat pesan Kak Niko tadi, cek kondisi lalu cari bantuan. Aku sudah cek kondisi, Kak. Tapi aku belum cari bantuan. Sebab kata Si Kret cukup kami berdua saja." 

"Nata serius, jangan sok berani!" 

"Aku serius, Kak. Oya, sampai lupa tadi; selamat siang, Kak Niko." 

"Nata! Ya, ampun. Terus gimana sekarang keadaannya? Si Kret gimana?" 

"Sekarang... puaah... aku capek banget, Kak. Kalau Si Kret nggak ada capeknya, dia terus saja memburu..." 

"Nata! Panggil bantuan, segera!" 

"Kata Si Kret nggak perlu, Kak Niko!" 

"Nata, jangan main-main! Gue udah telepon Ayah, dan Ayah menuju ke markas sekarang." 

Di tempatnya, Nata tertegun. "Oo... jadi Ayah juga mau bantuin tangkep tikus sebelum kelas mulai, Kak?" 

"Hah? Maksud lo?" 

--Bab 5 "Ada Penjarah di Markas"

Untuk yang belum tahu, CeKers adalah sebutan untuk anggota yang tergabung di CK Community, sedangkan DeKers merupakan pengasuh-pengasuh komunitas tersebut, termasuk Bunda Erin sendiri.

Ada banyak ilmu yang diberikan para DeKers di CK Community, dan Bunda Erin memasukkan ilmu-ilmu tersebut ke dalam novelnya. Beragam tips seputar literasi di setiap akhir bab, membuat novel ini seperti buku saku wajib bagi calon penulis. Yang pasti, menyimak setiap cerita di dalam buku ini seperti berada di tengah-tengah keluarga CK Community. Ditambah cover novel yang manis, berwarna pink dengan paduan gambar segelas cokelat panas dan warna-warni Macaron.

Sabtu, 30 Januari 2016

Bahas Akronim dan Singkatan yuk! (2)

Pada blog sebelumnya saya membahas tentang penggunaan Akronim dan Singkatan. Kali ini sesuai janji, saya mau membahas macam-macam akronim dan singkatan, serta perbedaannya.

MACAM BENTUK AKRONIM
Dalam penulisan akronim terdapat cara-cara tertentu yang sesuai ejaan bahasa Indonesia. Berikut macam bentuk dalam penulisan akronim:

a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri. Akronim ini ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Contoh:
SIM = Surat Izin Mengemudi
LAN = Lembaga Administrasi Negara
ABRI = Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

b. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital. Contoh:
BULOG = Badan Urusan Logistik
KOWANI = Kongres Wanita Indonesia
BAPPENAS = Badan Perencanaa Pembangunan Nasional
AKABRI = Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
IWAPI = Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
SESPA = Sekolah Staf Pimpinan Administrasi
PRAMUKA = Praja Muda Karana

c. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan dari dua kata atau lebih. Akronim ini ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
Pemilu = pemilihan umum
Iptek = ilmu pengetahuan dan teknologi
Tilang = bukti pelanggaran
Rudal = peluru kendali
Rapim = rapat pimpinan

MACAM BENTUK SINGKATAN
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat. Singkatan ini diikuti dengan tanda titik dibelakang tiap-tiap singkatan itu.
Contoh:
A.H. Nasution = Abdul Haris Nasution
H. Hamid = Haji Hamid
S.Pd. = Sarjana Pendidikan
Bpk. = Bapak
S.B.Y. = Susilo Bambang Yudhoyono
M.B.A. = Master of Business Administration
M.Sc. = Master of Science

Catatan: Untuk singkatan pada penulisan nama, gelar, atau jabatan diambil satu huruf atau lebih dari kata tersebut yang merupakan deratan huruf pada kata tersebut dan ditulis diawali dengan huruf kapital. Penulisan selalu diikuti dengan tanda titik untuk memisahkan singkatan kata yang satu dengan singkatan kata kedua.

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal pada tiap-tiap kata. Bentuk singkatan ini ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Contoh :
DPR = Dewan Perwakilan Rakyat
PBB = Perserikatan Bangsa Bangsa
SD = Sekolah Dasar
KTP = Kartu Tanda Penduduk
WHO = World Health Organization
MPR = Majelis Perwakilan Rakyat
PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia

c. Singkatan kata yang berupa gabungan huruf dari satu kata yang diikuti dengan tanda titik.
Contoh :
Jml. =  Jumlah
Kpd. =  Kepada
Tgl. = tanggal
Hlm. = Halaman

d. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua atau tiga kata, biasanya disingkat dengan mengambil huruf awal pada tiap-tiap kata, kemudian diakhiri dengan tanda titik.
Contoh:
dll. = dan lain-lain
dsb. = dan sebagainya
Yth. = Yang terhormat
dst. = dan seterusnya
dkk. = dan kawan-kawan
sda. = sama dengan atas

e. Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam surat menyurat). Singkatan ini di tulis dengan huruf kecil dan diikuti oleh tanda titik antar huruf pada singkatan.
Contoh :
a.n. = atas nama
d.a. = dengan alamat
u.b. = untuk beliau
u.p. = untuk perhatian
a.l. = antara lain

f. Singkatan untuk lambang kimia, singkatan satuan, takaran, timbangan, dan mata uang. Jenis singkatan ini tidak diikuti oleh tanda titik.
Contoh :
Cm = Centimeter
Kg = Kilogram
Cu = Kuprum
Rp  =Rupiah
Na = Natrium
L = Liter

g. Singkatan huruf dan angka yang disingkat dengan mengombinasikan menggunakan angka karena memiliki kesamaan awalan huruf. Angka digunakan untuk menunjukkan jumlah huruf pada singkatan atau dapat pula menunjukkan tanggal, jenjang, serta tipe.
Contoh:
P2B = Pusat Pengembangan Bahasa
S1 = Strata satu
D3 = Diploma tiga
G30SPKI = Gerakan 30 September PKI
PS3 = Playstation Tiga

JADI, APA PERBEDAAN ANTARA AKRONIM DAN SINGKATAN?
Secara garis besar, perbedaan akronim dan singkatan berada pada pelafalannya. Kalau singkatan, umumnya dilafalkan perhuruf, sedangkan akronim bisa menjadi satu kata. 
Contoh:
IPA = Kita membacanya IPA (satu kata) bukan I-P-A (seperti ejaan). Ini adalah akronim.
Sedangkan IPS, cara kita membacanya I-P-S, bukan IPES. Ini adalah singkatan.

Contoh lain:
Cu (Kuprum) dibacanya C-u, bukan Cu. Ini singkatan.
IISIP (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) dibacanya ISIP, bukan I-I-S-I-P. Ini akronim.

Intinya, akronim adalah singkatan yang mengambil huruf darimana saja, bisa huruf depan, tengah, atau belakang. Sedangkan singkatan adalah kata yang disingkat dan umumnya mengambil huruf depan.

Mudah kan?

=========================
Sumber:
Anwar, Rosihan. 1984. Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. Jakarta: Pradnya Paramita.
Tanpa Nama. 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya
______, 2015, pengertian dan contoh singkatan lengkap,
http://www.kelasindonesia.com/2015/06/pengertian-dan-contoh-singkatan-lengkap.html (diakses 2015-10-05)
______, 2015, pengertian dan contoh akronim lengkap,
http://www.kelasindonesia.com/2015/06/pengertian-dan-contoh-akronim-lengkap.html (diakses 2015-10-05)

Jumat, 29 Januari 2016

Bahas Akronim dan Singkatan yuk! (1)

Akronim dan Singkatan merupakan salah satu materi yang diajarkan di dalam mata kuliah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Jadi pada dasarnya dipelajari agar orang khususnya media massa / pers sebisa mungkin menghindari penggunaan akronim dan singkatan yang berlebihan. Karena kalau boleh bahas sedikit mengenai sejarahnya, Akronim maupun singkatan awalnya hanya untuk kalangan TNI dan kepolisian saja. Tapi entah gimana caranya bisa sampai bocor ke warga sipil dan banyak dipakai sampai sekarang.

Diungkapkan oleh Sutan Takdir Alisjahbana dalam tulisannya “Bahasa Hukum – beberapa sumbangan pikiran menuju ke arah pembentukan dan pemakaian bahasa yang baik” (dalam buku Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, hlm. 69) yaitu “Kita mesti menahan diri dalam membuat akronim yang sekarang terlampau banyak dibuat oleh ABRI dan sana-sini sudah diturut pihak lain. kalau proses ini berjalan terus bahasa Indonesia yang bersahaja, mudah dan terjadi dari kata-kata yang pendek-pendek itu akan menjadi amat sukar, sebab akronim itu tidak menambah pengertian, tetapi hanya menambah beban ingatan dengan kata-kata yang tidak membawa isi baru.

Nah, dari penjelasan di atas kita bisa lihat kalau penggunaan Akronim dan Singkatan yang berlebihan, justru bikin pusing, lupa, dan terlebih kalau Akronim dan Singkatan yang dipakai itu tidak lazim. Maka kalaupun terpaksa menggunakan Akronim dan Singkatan, ada baiknya memperhatikan beberapa hal:

1. Jumlah suku kata dalam akronim tidak melebihi kata yang sudah lazim dalam bahasa indonesia. Maksudnya kalau buat Akronim dan Singkatan jangan panjang-panjang, sewajarnya saja seperti yang pada umumnya. Kalau yang saya tahu kira-kira dua sampai tiga suku kata. Contohnya: (a) Redaksi Pelaksana: umumnya diakronimkan Redpel, bukan Redakspelaks. (b) Pemimpin Redaksi: umumnya diakronimkan Pemred, bukan Pemimredaks.

2. Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian antara vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata bahasa Indonesia, yang lazim agar mudah diingat. Kalau bisa setiap kali huruf konsonan dilanjutkan huruf vokal, jangan konsonan lagi. Begitu juga sebaliknya. Pakai contoh yang sama seperti di atas:
(a) Redaksi Pelaksana: jangan diakronimkan Redsiplaks. (aneh? Iya. Nggak lazim? Banget. Ribet ngucapinnya? Bagus berarti sekarang sudah paham. Lagipula yang benar itu Redpel)

3. Minimal satu kali dijelaskan kepanjangan serta makna dari akronim tersebut. Umumnya ada di paragraf awal, itupun kalau akronim dan singkatan itu dipakai berulang-ulang di paragaf selanjutnya. Tapi sekali lagi kalau bisa jangan terus-terusan di pakai. Contoh: diparagraf pertama atau pokoknya pertama banget akronim dan singkatan itu muncul, ditulis "Bareskrim Polri (Badan Reserse Kriminal Polri) menyita 5 kg Sabu dari di Bandara Soekarna Hatta." Selanjutnya kita boleh menulis "Turis asing tersebut sampai adu mulut dengan pihak Bareskrim Polri."

4. Jangan membuat akronim atau singkatan yang berbau negatif atau terkesan menjelek-jelekan suatu instansi atau prinsip, dan lainnya. Contoh: Keruk Nasi. Nah apaan tuh keruk nasi? Kok seperti nyeleneh begitu? Padahal Keruk Nasi kepanjangan dari Kerukunan Nasional. Kalau seperti ini mendingan nggak usah diakronimkan. Malah jadi aneh dan nggak lazim banget kan?

Intinya, kenapa akronim dan singkatan sebisa mungkin dihindari? Padahal poin plusnya dengan adanya akronim dan singkatan, tulisan jadi lebih singkat, hemat, dan pendek. Yang jadi permasalahan, tingkat pemahaman orang kan berbeda-beda.Apalagi media massa / pers yang tulisannya akan dibaca oleh semua kalangan. Otomatis, mulai dari IQ tinggi sampai IQ rendah baca itu. Kalau yang IQ tinggi ngerti, kalau yang baca IQ rendah? Pers kan tidak bisa memastikan kalangan mana saja yang membaca, ya kan?

Jadi, apa bedanya akronim dan singkatan?
Jenis-jenis akronim dan singkatan?
Silakan cek di sini

===============================
Sumber:
Anwar, Rosihan. 1984. Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. Jakarta: Pradnya Paramita.
Tanpa Nama. 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya
______, 2015, pengertian dan contoh singkatan lengkap,
http://www.kelasindonesia.com/2015/06/pengertian-dan-contoh-singkatan-lengkap.html (diakses 2015-10-05)
______, 2015, pengertian dan contoh akronim lengkap,
http://www.kelasindonesia.com/2015/06/pengertian-dan-contoh-akronim-lengkap.html (diakses 2015-10-05)