Tak pernah ada kata bosan membaca kisah hidup seorang tokoh inspiratif. Terlebih lagi kisah tentang salah satu sahabat Nabi yang begitu hebat mendampingi Rasulullah SAW. Ialah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Quraisy, atau yang lebih kita kenal sebagai Abu Bakar ash-Shiddiq.
Nama ash-Shiddiq sendiri merupakan julukan yang diberikan Nabi SAW kepada Abu Bakar setelah peristiwa Isra Miraj, yaitu ketika orang-orang Quraisy meragukan cerita yang disampaikan Rasulullah, Abu Bakar justru dengan tegas membenarkan cerita tersebut. Sejak itulah, ayah dari Aisyah (isteri Nabi Muhammad SAW) ini menyandang gelar ash-Shiddiq, yang berarti (berkata benar).
Tapi apa kisahnya hanya sebatas itu?
Tidak! Ada banyak momen emas Abu Bakar yang diceritakan dalam buku terbitan Maghfirah Pustaka. Itu sebabnya, buku ini diberi judul "the Golden Story". Mengupas dan mengisahkan kehidupan Abu Bakar dengan sangat apik, buku ini dipenuhi dengan momen-momen mengharukan sampai yang terasa begitu berat.
Abu Bakar adalah orang pertama yang memeluk Islam, orang yang senantiasa menemani Rasulullah berhijrah, menemani beliau menaiki Gua Hira, menyumbang harta lebih besar daripada sahabat yang lainnya, namun tiada sedikit pun ia merasa sombong dan riya atas pemberiannya.
Ia adalah sosok kepercayaan Nabi SAW yang begitu dihormati dan dikasihi. Rasulullah kerap meminta tolong kepada Abu Bakar, misalnya ketika beliau sakit, beliau pun menunjuk Abu Bakar untuk menggantikannya sebagai imam dalam salat berjamaah. Saat berhijrah ke Madinah pun, Rasulullah meminta langsung Abu Bakar untuk menemaninya.
Sungguh, sifat ash-Shiddiq dalam diri Abu Bakar membuatnya mampu menjadi cikal bakal seorang pemimpin. Hingga peristiwa menggetarkan itu terjadi, Rasulullah wafat dan para sahabat merasa amat terpuruk, Abu Bakarlah yang tetap tegar.
Nabi mereka memang telah tiada, tapi Islam harus terus berjaya. Abu Bakar pun ditunjuk menjadi khalifah pertama.
Material Book
Selain kisahnya yang menggetarkan, the Golden Story of Abu Bakar ash-Shiddiq ini juga memiliki keunggulan dalam segi fisik bukunya.
Cover tebal (hardcover) ditambah perpaduan warna antara gradasi cokelat dan emas membuat buku ini tampak kokoh dan kuat seperti batang pohon.
Kertas yang digunakan terbuat dari bahan lux dan full colour, hal itu sangat baik untuk meminimalisasi kebosanan kita saat membaca. Tidak lupa, adanya foto-foto ekslusif, tabel-tabel, peta, dan diagram yang membuat buku ini menjadi semakin menarik.
Finally, bahasa yang disuguhkan begitu mengalir dan sistematis. Jadi, cocok untuk dijadikan rujukan bagi siapa pun yang ingin menelusuri kisah dan sejarah hidup Abu Bakar ash-Shiddiq.
Judul: Mulutmu Harimaumu, Bahaya Lisan Penulis: Dr. Umar Abdul Kafii Penerbit: Maghfirah Pustaka Penerjemah: Ummu Hasnan, Lc Editor: Ahmad Faisal Halaman: 260 halaman Harga: Rp 56.000
Don’t judge a book by cover. Mungkin itu adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan buku Mulutmu Harimaumu, Bahaya Lisan terbitan Maghfirah Pustaka ini. Karena jujur, saya kurang suka dengan gaya ilustrasi dari cover buku tersebut. Rasanya kurang pas menyandingkan judul buku yang berisi teguran dengan ilustrasi yang terkesan humor.
Garis-garis ilustrasi yang menggambarkan kepala manusianya justru mengingatkan saya dengan komik strip di koran-koran. Sisi humor dan sarkastik dari ciri khas gambar ini sudah tertanam di benak saya, sehingga membuat saya menilai ilustrasi covernya kurang pas. Ditambah font judulnya yang kurang menarik, membuat saya sempat enggan untuk membaca bukunya.
Tapi, sekali lagi don’t judge a book by cover, kita tidak bisa menilai buku ini dengan baik jika tidak melihatnya secara keseluruhan. Apalagi sebenarnya buku ini memiliki tema yang bagus. Cocok dengan kondisi kehidupan masyarakat modern zaman sekarang. Sedikit-sedikit nyetatus, sedikit-sedikit posting di media sosial. Bahkan terkadang, tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu, kita langsung nge-share info-info yang bisa saja hoax alias berita palsu.
Lalu, ujung-ujungnya ketika ada komentar yang tidak sepaham dengan kita, kita akan marah dan memperdebatkan hal itu sampai kita menang dan merasa puas. Nauzubillah minzalik ...
Dalam al-Qur’an dikatakan bahwa:
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (al-Hujurat [49]: 6) - halaman 39
ISI BUKU
Buku ini memang bukan sekadar buku non-fiksi biasa. Buku ini adalah suatu pemikiran cerdas dari penulisnya, Dr. Umar Abdul Kafii mengenai seberapa bahayanya lisan manusia. Bak sebilah pedang, lisan manusia itu sangatlah tajam. Kalau kita tidak berhati-hati menjaga lisan, kita bisa menorehkan luka di hati sesama. Kalau tidak berhati-hati, kita bisa menimbulkan gosip, fitnah, dan segala macam keburukan yang bukan hanya merugikan diri sendiri, melainkan juga orang lain yang menjadi lawan bicara dan kita bicarakan.
Dalam buku ini dijelaskan, bahwasannya hubungan rumah tangga suami-istri bisa hancur gara-gara lisan. Seorang anak bisa menjadi durhaka kepada orangtuanya gara-gara lisan. Hubungan silaturahmi pun bisa putus gara-gara lisan.
Kita mungkin beranggapan, menjaga lisan adalah hal yang mudah. Asal tidak mengatakan hal yang buruk kepada orang lain, bertutur kata lembut, dan sopan itu sudah cukup. Tapi kenyataannya, persoalan menjaga lisan tidak hanya sebatas itu. Terkadang tanpa sadar, ketika kita berbuat baik kepada seseorang, kita mulai mengungkit-ungkit kebaikan tersebut di depan orang lain atau malah orang yang kita tolong.
Niat hati mau membanggakan diri, tapi lisan yang dipenuhi kesombongan itu perlahan membuat hati kita jemawa, mudah merendahkan, dan meremehkan orang lain.
Diibaratkan, jika minuman keras adalah induknya dosa besar, maka sombong adalah bapaknya dosa besar. - halaman 49
Sedangkan dalam Islam, seseorang yang menyimpan kesombongan sekecil apa pun di dalam hati mereka, tidak diperkenankan masuk surga. Apalagi yang sampai dikeluarkan melalui mulut?
Pada intinya, pembahasan mengenai perkara menjaga lisan ini memang sangat kompleks. Satu sikap mempengaruhi sikap yang lain. Namun, yang saya suka, buku ini mampu menuturkan akar permasalahan yang disebabkan oleh lisan dengan baik. Penjelasannya tidak bertele-tele, lugas, dan enak dibaca oleh orang awam seperti saya sekalipun.
Juga buku ini tidak banyak mengutip ayat al-Qur’an yang tidak penting atau sekadar tempelan. Sehingga setiap kali dimunculkan ayat al-Qur’an yang mendukung opini si penulis, isi buku ini jadi terlihat lebih berbobot.
“Teman-teman yang hebat, Allah SWT dan Rasulullah SAW menyukai anak-anak Muslim yang memiliki POWER. Sahabat Rasulullah SAW dan orang Shalih pun memiliki sifat POWER ini, sehingga mereka menjadi Muslim terbaik sekaligus teladan sepanjang masa. Kalian mau menjadi anak-anak Muslim terbaik di hadapan Allah SWT dan memiliki POWER?”
Kalimat di atas adalah blurb dari buku inspirasi karya kak Oki alias Mr. Pret. Pria kelahiran Jakarta ini memang lebih dikenal sebagai pendongeng. Dia sudah menjelajahi sekolah-sekolah sampai perusahaan-perusahaan, dari pulau Sumatra sampai Papua untuk mendongeng. Untuk kali pertamanya, Mr. Pret akhirnya menerbitkan sebuah buku berjudul Muslim Kids POWER.
Tapi, POWER? Maksudnya bersemangat dan penuh kekuatan gitu ya? Cocok sih dengan covernya yang dominan berwarna merah. Karena warna merah sendiri menggambarkan emosi yang meluap-luap dan semangat yang berapi-api. Ditambah lagi adanya ilustrasi dua anak muslim dan muslimah yang terlihat tegap dan serius. Seolah buku ini ingin mengajak pembacanya ikut bersemangat, penuh kekuatan, dan tegas menjalani kehidupan sehari-hari sebagai anak Muslim.
ISI BUKU
Sayangnya, persepsi awal saya tentang buku ini tidak sepenuhnya benar. Power yang dimaksud tidak sesederhana itu. Kata POWER di sini merupakan akronim yang masing-masing hurufnya memiliki makna tersendiri.
P adalah Pemberani
Pemberani itu artinya punya hati yang mantap dan percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya. - Halaman 6
Salah satu tokoh yang memenuhi kriteria Pemberani adalah Umar bin Kaththab. Dia adalah khalifah kedua yang terkenal sangat tegas dan pemberani.
Dulu sebelum masuk Islam, Nabi Muhammad SAW menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi. Namun, sejak Umar mengucapkan dua kalimat syahadat, ia mengusulkan Nabi SAW untuk berdakwah secara terang-terangan. Keberanian Umar tentu saja mengundang kekesalan kaum Quraisy, tapi musuh-musuhnya itu segan kepada Umar. Bahkan jin dan setan takut lho melihat Umar. Karena Umar adalah salah satu umat Rasulullah yang tidak takut kepada apa pun, kecuali Allah SWT. Sehingga ke mana pun Umar pergi, dia percaya bahwa Allah SWT senantiasa bersama dirinya. Masya Allah ...
Lalu, ada lagi kisahnya Khalid bin Walid, seorang panglima perang Islam yang selalu membawa kemenangan dalam setiap peperangannya. Khalid adalah sosok yang gagah berani, cerdas, dan pejuang sejati. Saking pejuangnya sampai-sampai dia menyesal dan memohon ampun kepada Allah. Menyesalnya bukan lantaran apa-apa, melainkan dulu sebelum Khalid masuk Islam, ia memimpin peperangan melawan Islam dalam Perang Uhud. Nah, dalam peperangan tersebut kelompok Khalid yang awalnya mengalami kekalahan akhirnya berhasil menaklukkan kelompok Muslim. Penyerangan yang dilakukan Khalid dan kelompoknya bahkan sempat melukai Rasulullah SAW. Setelah masuk Islam, dia pun mulai menyesali perbuatannya.
Selain dua tokoh di atas, masih banyak tokoh-tokoh lain yang diceritakan dalam buku Muslim Kids POWER. Itu pun baru P (Pemberani), masih ada O-W-E-R. Jadi, OWER-nya apa? Silakan baca bukunya sendiri ya, yang pasti buku ini sangat menarik. Kertasnya yang glossy dan isi bukunya yang full colour membuat anak-anak nyaman membacanya. Kisah-kisah yang disuguhkan juga insyaAllah menginspirasi karena true story, bukan tokoh khayalan seperti pahlawan-pahlawan superhero buatan negeri Hollywood. Juga, dengan membaca buku ini, kita bisa mengenal lebih banyak lagi nama-nama tokoh dalam Islam termasuk para khalifah dan sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW.
Dalam kehidupan, kita pasti akan
mengalami satu titik terendah, di mana segala ketakutan dan luka di masa lalu
menyerang secara bersamaan. Ketika semua masalah membuat kita tidak berdaya dan
tidak mampu lagi untuk berpura-pura bersikap biasa, cuek, atau tegar di hadapan
orang lain, mungkin yang kita butuhkan saat itu adalah menangis.
Mungkin terdengar biasa atau ada yang
beranggapan terlalu cengeng? Itu tergantung sudut pandang siapa yang kita
pakai. Kalau laki-laki pasti akan beranggapan seperti itu, tapi kalau perempuan
lain persoalan.
Pada dasarnya menangis bukanlah
masalah gender. Tak peduli lelaki atau perempuan, apapun latar belakang dan
berapapun usia kita, kita boleh menangis. Ini merupakan salah satu cara terbaik
dalam meluapkan emosi. Mungkin perempuan lebih sering memakainya daripada
lelaki, sampai akhirnya menangis diidentikkan dengan kata perempuan. Tapi
sekali lagi saya perlu menegaskan, menangis bukan hanya ‘bahasa’ perempuan.
Menangis adalah sifat manusiawi ketika bibir tidak lagi dapat mengungkapkan isi
hati. Ketika otak tidak mampu memberikan jawaban atau penyelesaian atas situasi
yang terjadi saat itu.
Kita bisa mengeluarkan semua rasa
sesak di dalam dada. Karena bagi saya sendiri, menangis merupakan salah satu
pelarian, semacam pelampiasan dimana kita tidak bisa mengontrol amarah, rasa
sakit, dan segala emosi yang meluap. Justru yang lebih berbahaya adalah ketika
seseorang menekan perasaannya dan mengatakan ‘jangan nangis’ sampai akhirnya
dia menjadi seorang yang pemarah. Sudah menjadi rahasia umum, orang yang
pemarah cenderung memiliki sikap destruktif.
Pernah mendengar kata destruktif? Istilah
ini merupakan sikap pengerusakan terhadap sesuatu, bisa diri sendiri maupun
‘dunia luar’ berupa makhluk hidup ataupun benda mati. Contohnya saat kita
memiliki keinginan kuat untuk membanting piring atau barang pecah belah hingga
hancur berantakan. Prang! Prang! Setelah itu rasanya hati kita lebih mendingan.
Saya tidak akan mengatakan sikap itu
salah, karena setiap orang memiliki cara masing-masing untuk meluapkan
emosinya, bahkan ada seseorang baru bisa reda amarahnya setelah memukul benda
keras seperti tembok, tanpa peduli apakah tangannya terluka atau tidak.
Tapi saya juga tidak ingin
membenarkan sikap destruktif, karena jika kita orang kaya yang bisa membeli dan
mengganti berbagai barang yang habis kita pecahkan maka semua menjadi tidak
masalah, tapi jika bukan maka hal tersebut hanya akan menambah runyam. Terlebih
lagi, destruktif berdampak negatif bagi diri sendiri maupun orang di sekitar
kita. Destruktif terhadap diri sendiri alias melakukan ‘pengerusakan’ terhadap
fisik kita seperti menonjok tembok hanya akan menyakiti tangan kita. Juga yang
menjadi kekhawatiran adalah bila sikap ‘pengerusakan’ tersebut dilampiaskan
kepada orang lain, seperti membuat memar wajah orang, masalah takkan kunjung
selesai.
Jadi, menangislah karena air mata
dapat bekerja lebih baik dalam menenangkan hati kita daripada sikap destruktif,
setelah itu berjanjilah pada diri sendiri, kita akan kembali bangkit dari
keterpurukan. Jangan jadi manusia cengeng sungguhan! Karena manusia yang
cengeng adalah seseorang yang menjadikan masalah sebagai alibi untuk bisa
terus-menerus larut dalam tangisan tanpa berniat ‘melawan’ masalahnya.
Guys,
ingat roda kehidupan terus berjalan! Mungkin saja, saat ini kita sedang berada
di bawah, berada di titik dimana kita merasa dunia seolah-olah sedang
menertawakan kita. Tapi jangan lupa, suatu hari akan ada waktunya kita berada
di atas. Ada saatnya kita mampu ‘berdiri tegak’ setelah kita berhasil melewati
segala macam emosi yang pernah menyakiti diri kita.
Yeah! Saya kelelahan hehe ... Jujur hampir satu bulan terakhir saya nggak punya waktu untuk istirahat. Bukan! Bukan karena workaholic saya lagi kambuh, malah sebaliknya. Hampir semua hari libur di Bulan Oktober saya habiskan untuk main, yang akhirnya bikin saya tepar sendiri hiaaa ... Tapi biarlah, yang penting hati gembira dan saya punya tabungan cerita untuk nulis blog *ini paling penting :D
Nah, ngomong-ngomong soal main, mainnya versi saya itu bukan ngayeng ke mall atau pacaran ya *eh kayak udah punya pacar aja. Saya lebih suka traveling ke tempat-tempat yang belum pernah saya datangi, wisata alam bebas, museum, dan pastinya ke tempat-tempat yang punya spot hunting foto bagus hehe... Nah, tanggal 19 Oktober kemarin itu saya main ke salah satu gedung di Jakarta. Tepatnya Gedung Smesco Indonesia, Pancoran, Jakarta.
Sumber: ferdfound.wordpress.com
Memang di sana tempat apa ya? Sebenarnya bukan tempatnya sih yang menarik. Tapi acaranya. Kalau sebelumnya kalian tahu atau minimal pernah dengar, Smesco itu sering menyelenggarakan acara-acara atau festival-festival yang bertema UKM dan seni kreatifitas. Nah, salah satu acaranya adalah 2nd Needle and Craft Festival 2017.
Festival ini menarik banget menurut saya. Karena jujur, ini kali kedua saya datang ke festival quilt di Smesco. Yups! Festival quilt ini kabarnya bakal jadi festival tahunan, lho. Jadi, buat kalian yang ketinggalan acaranya, selamat!! Kalian bisa menjumpai festival ini lagi di tahun depan!!
Oke, sekarang saya cerita sedikit, apa saja sih yang bisa kalian dapatkan di 2nd Needle and Craft Festival 2017? 1. Pameran bad cover cantik yang terbuat dari quilt.
Maaf atas kenarciscus-ramusan saya pada foto-foto di atas
2. Stand-stand UKM yang memamerkan dan menjual hasil karya quilt dan rajut.
3. Berbagai workshop dan seminar gratis. Kalian juga bisa mendapatkan informasi seputar quilt dan rajut dengan bertanya-tanya sama ownernya. Mereka ramah-ramah kok, malah kadang saya ditawari untuk ikut komunitas mereka. Jadi, kalau kalian suka merajut, baru belajar, atau bahkan baru sekadar suka dan pengen coba mempelajari rajut, boleh banget nih ikut komunitasnya!
flayer workshop tanggal 19 Oktober 2017 Sumber: Smesco Indonesia
Flayer workshop tanggal 19-21 Oktober 2017 Sumber: Smesco Indonesia
Selain tiga hal di atas, sebenarnya masih banyak yang bisa kita dapatin di festival quilt. Atau mending kita mundur dulu ke beberapa bulan sebelumnya.
Syuttttt ...
Mulai dari bulan Juli 2017, SMESCO yang bekerja sama dengan Rumah Puteri Cibubur dan Khatulistiwa Quilt ini sudah woro-woro di media sosial. Acara utamanya boleh saja cuma tiga hari, yaitu 19-21 Oktober 2017, tapi acara pra pembukaan 2nd Needle and Craft Festival 2017 ini banyaakkk banget!
Mereka ngadain workshop dan seminar berbayar dengan tutor-tutor yang ahli. Malah, beberapa workshop ada yang diajari langsung oleh orang luar negeri. Yuhuuu ... orang kita kan suka gitu ya, kalau dengar kata “bule” suka mendadak prestise hehehe ...
Selain workshop dan seminar, 2nd Needle and Craft Festival 2017 juga mengadakan kompetisi quilt, lho. Hadiahnya?? Liburan ke JEPANG plus akomodasi.
Flayer Kompetisi Quilt
Uh, siapa yang nggak pengen coba? Tapi saya mah apa atuh? Cuma tukang foto panggilan. Nggak punya bakat merajut apalagi bikin quilt. Eh ... tapi tunggu dulu, jangan langsung satu pemikiran sama saya yang versi negatif barusan ya. Karena pada dasarnya bakat itu bisa dipelajari dan diasah. Itulah gunanya diadakan workshop dan seminar quilt. Selanjutnya, dari diri kalian masing-masing, mau atau tidak?
Oke, balik ke topik semula.
Tanggal 19 Oktober 2017 tepatnya hari Jumat, saya memutuskan untuk cuti kerja. Ya, demi festival quilt! Kenapa?? Kan acaranya sampai hari Sabtu tanggal 21, kenapa mainnya malah pas hari kerja? Ya nggak apa-apa kepengen aja :D plakk Alasan sebenarnya, karena tanggal 19 Oktober adalah hari pertama sekaligus hari pembukaan acara ini. Menurut saya, hari pembukaan adalah hari yang tepat bagi kita yang ingin mendengar kata sambutan dari si empunya acara. Biasanya, pada hari pertama pula, kita bisa mendapat informasi lebih pasti tentang suatu acara dan alasan diadakannya acara tersebut.
Well, walaupun tahun lalu saya sudah pernah datang, bukan berarti saya tahu segalanya dengan acara yang tahun ini kan? Cause, saya bukan panitianya.
Saya cukup apresiasi ketika salah satu host di panggung menjelaskan maksud dari tema “Pernik Nawacita Nusantara”. Seni quilt, rajut, dan semua bentuk kreatifitas memang perlu diperkenalkan ke khalayak umum, khususnya masyarakat Indonesia yang memang pengetahuan tentang quilt ini masih dianggap kurang. Nah, selain memperkenalkan dan berbagi pengetahuan, tentu saja festival ini punya harapan mulia agar para pelaku UKM semakin terampil dan menjadi unggul.
Itu dijelaskan pula oleh Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil Menengah (LLP)-KUKM, yaitu Ibu Emilia Suhaimi, “Acara 2nd Needle and Craft Festival 2017 bermaksud untuk memperkenalkan dan mengedukasi quilt, juga ragam kain Indonesia agar dapat diolah. Lalu, menjaring SDM yang berkualitas, serta menjembatani para quilter dengan orang-orang yang membutuhkan produk quilt.”
Pemberian piagam penghargaan kepada tiga perempuan penyintas kanker payudara
Ucapan Ibu Emilia nggak sekadar basa-basi lho, karena pada saat itu juga hadir tiga perempuan penyintas kanker payudara dari “Knitted Knockers Indonesia”, yang menerima piagam penghargaan secara simbolik dari Bapak Agus Muharam, Menteri Koperasi dan UKM. Di sana juga hadir para petinggi-petinggi Indonesia, seperti Ibu Rieke Dyah Pitaloka dan Ibu Dewi Motik.
Ngomong-ngomong, untuk yang belum tahu, Knockers itu rajutan prostesis atau artificial berbentuk payudara yang ringan, lembut dan nyaman, sangat cocok untuk dipakai oleh wanita yang telah menjalani masektomi atau lumpektomi. Knockers ini dirajut oleh para sukarelawan komunitas di seluruh Indonesia dan diberikan secara GRATIS, terutama untuk para penyintas kanker payudara berpenghasilan rendah.
Then, pasti bosan dong kalau sepanjang acara mendengarkan kata sambutan terus? Nah, di festival ini selain pameran, kita disuguhkan penampilan dari sebuah grup band anak-anak. Nama vokalinya Junes. Mereka ini Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), tapi jangan diremehkan ya karena suara vokalis dan permainan gitaris mereka beneran deh ... saya acungi jempol. Salah satu lagu yang mereka bawakan adalah lagu kesukaan saya, Thinking of Loud by Ed Sheeren.
Ada fashion show juga, lho ...
Hunting, Belanja, Cuci Mata2nd Needle and Craft Festival 2017 menghadirkan berbagai workshop dan talkshow gratis selama acara berlangsung. Guru yang didatangkan juga tidak tanggung-tanggung, langsung dari Thailand, Filiphina, Belanda, dan Jepang.
Sebenarnya saya ingin banget mencoba workshop merajut, tapi saya ketinggalan hikss... Karena siang itu saya kelaparan, jadinya jam ishoma saya cari makan di sekitaran halaman gedung Smesco. Tapi malah kebablasan dan alhasil hanya bisa nontonin mereka.
Karena workshopnya lumayan lama, akhirnya saya tinggal hehehe ... Saya berniat mengelilingi stand-stand. Karena sepertinya booth yang mengikuti festival quilt tahun ini ebih banyak daripada tahun sebelumnya. Setelah saya cari tahu, ternyata totalnya 64 booth dari berbagai kota di Indonesia, seperti Pekanbaru, Solo, Bogor, Gorontalo, Malang, Medan, dan lain-lain. Oalah, pantesan ... corak-corak quiltnya juga lebih bervariasi dan bagus-bagus.
Patah Hati (lagi)
Dari tahun lalu saya sudah berpikiran, “Pokoknya festival quilt tahun depan saya mesti datang lagi.”
Soalnya saya naksir berat sama sepatu rajut baby huhu ... Tahun lalu keponakan saya baru lahir, dan di acara ini ada stand yang menjual sepatu rajut baby lucu-lucu. Harganya cuma Rp 50.000 sepasang. Tapi sayangnya, saya nggak sempat beli, karena baru ngeh setelah melihat postingan teman di media sosial yang kebetulan juga datang ke festival quilt.
Sepatu rajut baby
Terus tahun ini? Gagal juga hikss ... Soalnya rata-rata hanya menjual sepatu rajut baby untuk usia 0-8 bulan. Untuk usia di atas 1 tahun bisa pre-order dan harganya bervariasi. Oh iya, selain sepatu baby, di sana juga jual sepatu rajut untuk remaja dan dewasa, lho. Harganya kisaran 200 ribuan. Bentuknya stylish abis!
Selain sepatu, ada juga pernak-pernik gantungan kunci, pembungkus tisu, tempat pensil, dompet, dan lain-lain. Kisaran harganya Rp 30.000 – 100.000. Ada juga boneka rajut yang bikin saya meringis saking pengennya, harganya sekitar Rp 200.000 – 400.000.
Boneka rajut
Boneka rajut 2
Sedangkan untuk tas rajut, hiasan bunga rajut, dan hiasan dinding lain (maaf ya) saya lupa tanya harganya.
Hiasan dari rajut
Yeah, sudah hampir jam 5 sore. Waktunya saya pulang. Memang belum puas sih, karena saya gagal beli sepatu rajut baby buat keponakan. Mau beli boneka rajut, naksirnya sama yang harga Rp 400.000 *duitnya nggak cukup. Jadi, kembali saya katakan, “Pokoknya festival quilt tahun depan saya mesti datang lagi.” dan tambahan kata, “jangan lupa bawa uang yang banyak buat beli boneka rajut.”
Thank you for reading
Jakarta, 29 Oktober 2017
====================== Kontak UKM dan Komunitas
Knitted Knockers Indonesia
WA: 081908667870
Email: knittedknockersindonesia@gmail.com
FB: Knitted Knockers Indonesia
IG: Knittedknockersindonesia
Judul buku: Islam for Teens 1: Syahadat dan Beriman Penerbit: Maghfirah Pustaka Jumlah Halaman: IV + 134 halaman Terbitan: Pertama, Agustus 2017
Harga: Rp 49.000
Sebenarnya bukan hal yang sulit mencari buku-buku referensi agama Islam di Indonesia. Toh negara yang bersebelahan dengan Negara Malaysia ini dijuluki sebagai negara penganut Islam terbesar di dunia. Apalagi kitab-kitab tafsir juga sudah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sehingga bagi kita yang tidak fasih berbahasa Arab pun masih bisa membaca kitab tafsir terjemahan.
Yang menjadi permasalahan, tidak semua buku-buku referensi Islam cocok dengan remaja. Maksudnya, bukunya sudah bagus dan berkualitas, namun terkadang masih kaku dan benar-benar seperti buku pedoman/ buku pelajaran agama. Alhasil remaja lebih banyak membaca novel-novel religi ketimbang buku referensi Islam. Meski tidak masalah, tapi menurut saya informasi yang kita dapatkan dari novel religi tidak sedetail informasi dari buku referensi. Oleh karena itu, buku referensi juga penting untuk menjadi buku bacaan remaja. Nah, kebetulan beberapa waktu lalu saya membeli buku non-fiksi referensi yang berjudul Islam for Teens 1: Beriman dan Syahadat. Ini adalah seri pertama dari buku serial Islam for Teens. Sedikit bocoran dari penerbit, buku akan mencapai kurang lebih 6 serial dengan mengangkat tema rukun Islam. Buku keduanya, Islam for Teens 2: Thaharah dan Shalat sedang dalam proses cetak. Biar nggak ketinggalan info, kalian bisa pantau di websitenya www.maghfirahpustaka.id
COVER YANG SEGAR Kalau kita bosan membeli buku-buku agama dengan cover warna netral atau cenderung kalem dan gelap, Islam for Teens 1 justru menyajikan warna kuning yang segar. Terlihat lebih fresh. Ilustrasinya juga terkesan simple, bagian depan cover ada dua tangan yang “melingkari” judul ISLAM for teens dengan bentuk love. Seolah punya dua makna, yaitu kita harus mencintai Islam atau buku Islam for Teens adalah buku yang kudu banget kita sukai hehehe ...
Sedangkan cover cover belakang, masih dengan ilustrasi tangan tapi kali ini berbentuk silang. Di atasnya ada beberapa sifat-sifat negatif yang harus kita jauhi.
Juga blurbnya yang menurut saya asyik banget,
“Refresh your Tauheed. Pernah merasa galau atau belum bisa move on? Insya Allah, ada kunci yang bisa membuat kamu keluar dari masalah. Ini bukan PHP, lho Guys. Kunci itu bernama syahadat. Memahami syahadat dengan baik, Insya Allah akan meningkatkan iman kita. Saat iman bertambah, kita akan paham untuk apa kita hidup dan bagaimana cara kita menjalani hidup. Akhirnya, hidup kita menjadi lebih indah dan mudah."
ISI BUKU
Kalau hanya membaca dari tulisan blurb-nya, kita pasti bisa menebak isi tulisan buku ini seperti apa. “Kayaknya bukunya lumayan nih, nggak kayak buku pelajaran agama yang banyak adalah ialah adalah ialah hehe ...” Kalau kalian berpikir seperti itu, selamat! Pemikiran kalian benar! Dari halaman pertama buku ini, kita akan disuguhkan komik (walaupun hanya dua halaman) sebagai cerita pembuka. Kemudian dilanjutkan dengan kisahnya Mush’ab bin Umair bin Hasyim, orang yang ganteng, kaya, parlente, pokoknya mendekati sempurnalah, tapi kemudian harus mengalami ujian berat dihina masyarakat bahkan keluarganya sendiri setelah mengucapkan kalimat syahadat. Duh, kok seram ya? Eitss ... jangan salah, ujian Allah tersebut justru semakin memperkuat iman Mush’ab, lho. Kok bisa? *makanya baca bukunya* Nah, berhubung buku ini bukan fiksi atau novel, jadi kisah-kisah seperti kisahnya Mush’ab itu hanya selingan, atau semacam ilustrasi dan gambaran atas permasalahan yang akan dibahas di dalam buku ini. Masalah apa saja? Mulai dari masalah “islam warisan” yang bikin galau:
Islam Keturunan, Haruskah bersyahadat lagi?Tidak perlu lagi. Seseorang yang dilahirkan dari orangtua Muslim, telah jelas keislamannya dan diketahui orang. Namun, untuk membuktikan keislaman, kita tetap harus menunjukkannya dengan perbuatan. Ingat ya, iman itu harus diyakini dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan dilakukan dengan perbuatan. – Halaman 33
Sampai masalah percintaan yang bikin kalian berujung ngemis-ngemis minta tolong ke dukun, duh!
Kita akan menemukan pembahasan yang Insya Allah bisa menambah pengetahuan. Bisa dibilang buku serial ini lumayan menyenangkan untuk dibaca. Karena gaya bahasanya ringan dan cocok untuk kids zaman now. Yang biasanya cepat bosan dan ngantuk kalau disuruh baca buku “adalah ialah adalah ialah” *peace Terakhir, yang jadi nilai plus, desain layoutnya. Perbandingannya kira-kira 60% tulisan, 40% ilustrasi gambar. Ada banyak kata-kata menarik dan unik yang didesain dengan cantik, bahkan ada tulisan-tulisan grafik yang menurut saya bagus untuk difoto, lalu dijadikan postingan di media sosial.
RALAT: Kata yang benar adalah ZAMAN bukan jaman :)
Baru-baru ini saya membaca sebuah berita di media sosial. Tentang dua orang utan yang sebelumnya harus menjalani masa rehabilitiasi untuk mengembalikan sifat alami mereka. Memang, sebelum menjalani masa rehabilitasi, kedua orang utan ini sempat menjadi hewan peliharaan. Kondisi keduanya berbeda saat diserahkan ke tempat pusat penyelamatan, ada yang cukup memprihatinkan, sedang satu lagi terpelihara cukup baik sampai diberi makan nasi, sayur, dan buah.
Hanya saja, sebaik apa pun kita memelihara orang utan, hewan tersebut tetaplah satwa liar yang mana Pemerintah telah melarang kita untuk memelihara satwa-satwa yang dilindungi.
Beberapa tahun menjalani masa rehabilitasi, kedua orang utan itu diajarkan berbagai kemampuan dasar untuk bertahan hidup, seperti memanjat, mencari makan, dan membuat sarang. Mereka dilatih sampai akhirnya mereka siap untuk dilepaskan. Karena apabila tidak ada kemajuan dalam latihan tersebut, atau dikarenakan orang utan sudah telanjur mendapat perlakuan yang salah sebelum masuk ke pusat rehabilitasi, bisa-bisa mereka kehilangan kemampuan bertahan hidup mereka secara permanen. Kalau sudah begitu, dapat dipastikan mereka tidak akan pernah bisa dilepasliarkan ke alam bebas.
Orang utan dilepasliarkan di hutan
Sumber: Kompas.com
Saya pikir, kedua orang utan itu cukup beruntung. Karena mereka mampu beradaptasi dengan baik dan berhasil dilepasliarkan. Mereka juga mendapatkan rumah baru yang aman, yaitu Taman Nasional Bukit Baka Raya (TNBBR), Kalimantan Barat. Pihak rehabilitasi berpikir, TNBBR memiliki status sebagai Taman Nasional yang artinya dapat menjamin keselamatan satwa-satwa yang ada di dalamnya.
Masih dalam berita tersebut, pihak rehabilitasi juga mengatakan bahwa mereka memang semakin kesulitan menemukan hutan yang aman untuk melakukan pelepasliaran. Sudah menjadi rahasia umum, hutan-hutan di Indonesia banyak yang terdeforestasi. Hal ini, mau tidak mau membuat satwa-satwa yang tinggal didalamnya “bermigrasi” ke tempat lain. Bahkan banyak pula satwa-satwa yang tidak dapat bertahan hidup karena kehilangan tempat tinggal mereka.
APA ITU DEFORESTASI?
Kita bisa memahaminya sebagai suatu penghilangan lahan hutan untuk dijadikan Areal Bukan Hutan. Bisa disebabkan oleh penebangan liar, bencana alam, kebakaran hutan baik yang terjadi secara alami ataupun disengaja, termasuk pembukaan hutan untuk dijadikan perkebunan.
Deforestasi ini tentu saja berpotensi merusak ekosistem hutan dan berita yang saya ceritakan sebelumnya, hanyalah salah satu contoh peristiwa yang diakibatkan oleh deforestasi. Jika dijabarkan, sebenarnya masih banyak dampak lain dari istilah ini. Seperti terjadinya perubahan iklim, terganggunya siklus air, terjadinya banjir dan erosi tanah, kekeringan, abrasi pantai, dan lain-lain.
Mungkin di antara kita akan bertanya-tanya, di mana peran pemerintah dalam permasalahan yang sudah mengglobal ini? Apakah tanah-tanah hujau yang duluanya sangat luas benar-benar harus gundul?
Tapi tentu saja kita tidak bisa terus menerus menyalahkan pemerintah. Sebab, pemerintah juga sudah berupaya untuk bisa mempertahankan areal hutan. Pemerintah pun kerap melakukan hubungan dan kerja sama dengan pihak-pihak yang memiliki visi-misi serupa.
TEROBOSAN HSC APPROACH TOOLKIT VERSI 2.0
Ada sebuah metodologi yang baru saja diluncurkan. Metodologi yang menurut saya bisa menjadi inovasi untuk menanggulangi deforestasi. Namanya High Carbon Stock (HCS) Approach Toolkit versi 2.0, yang diluncurkan di Bali pada 3 Mei 2017. Bisa lihat di sini http://highcarbonstock.org/the-hcs-approach-toolkit/. Metodologi ini merupakan pengembangan dari HCS Approach Toolkit yang sebelumnya diluncurkan pada April 2015.
Co-Chair Grant Rosoman dalam peluncuran HCSA Toolkit versi 2.0
Sumber: http://www.didikjatmiko.com
Untuk diketahui, HCSA merupakan sebuah terobosan bagi berbagai perusahaan, masyarakat, institusi dan praktisi teknis yang memiliki komitmen bersama untuk melindungi hutan alam sekunder yang tengah mengalami regenerasi, yang menyediakan cadangan karbon penting, habitat bagi keanekaragaman hayati dan mata pencaharian bagi masyarakat lokal.
Versi pertama mendapat evaluasi dari percobaan lapangan, serta topik-topik baru, dan masukan-masukan dari berbagai kelompok kerja HCS Approach Steering Group, sebuah organisasi keanggotaan yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan. Toolkit yang sebelumnya telah disempurnakan berdasarkan hasil dari 'Kesepakatan Konvergensi' antara HCS Approach dan HCS Study, pada November 2016 lalu.
Dengan dilengkapinya HCS Approach Toolkit Versi 2.0, HCS Steering Group saat ini dapat fokus pada uji coba metodologinya, agar dapat disesuaikan bagi para petani kecil, serta memperkuat persyaratan sosial yang dikembangkan sebagai bagian dari proses konvergensi HCS.
Dalam peluncurannya, Grant Rosoman selaku Co-Chair dari High Carbon Stock (HCS) Steering Group mengatakan, “Membiarkan deforestasi atau pembabatan hutan alam demi perkebunan sudah merupakan suatu hal di masa lalu. Hari ini, kami meluncurkan sebuah toolkit dengan metodologi yang memberikan panduan teknis yang praktis dan terbukti kuat secara ilmiah, untuk mengidentifikasi dan melindungi hutan alam tropis. Sang Co-Chair HCS juga menyatakan bahwa selama dua tahun itu, para pemangku kepentingan telah menyatukan berbagai upaya untuk menyepakati satu-satunya pendekatan global untuk menerapkan praktek 'Non-Deforestasi'. Metodologi yang dihasilkan telah memperluas persyaratan sosialnya, pengenalan, dan penerapan terhadap data cadangan karbon, yang mencakup teknologi baru termasuk penggunaan LiDAR, untuk mengoptimalisasi konservasi dan hasil produksi serta dapat diadaptasi bagi petani-petani kecil.
Aktivitas penanaman pohon di salah satu lahan gambut di Sumatra Selatan
Sumber: Twitter HCSA @Highcarbonstock
Non-deforestasi adalah kebalikan dari deforestasi. Apabila deforestasi menyebabkan kerusakan, maka non-deforestasi ini adalah kegiatan penggunaan lahan untuk kepentingan komersil tanpa harus mengubah areal hutan menjadi areal bukan hutan. Sehingga tidak akan menyebabkan kerusakan lingkungan ataupun ekosistem.
HCSA ini bisa dikatakan berjalan sukses sebagaimana diukur berdasarkan implementasi pelaksanaan kerja sama - kerja sama dengan berbagai pihak. Baik itu Organisasi Non Pemerintah (LSM) di berbagai negara, perusahaan maupun komponen lainnya. Sebelumnya metode ini telah sukses diterapkan di enam negara sejak tahun 2014, pada 10 juta hektar lahan untuk mengidentifikasi hutan konservasi.
Saya tahu HCSA Steering Group mengawasi penuh HCS Approach Toolkit. Tapi saya pikir, tidak ada salahnya mencari tahu lebih banyak tentang HCSA Steering Group. Kita bisa mengaksesnya melalui website: http://highcarbonstock.org.
Jadi, HCS Approach Steering Group adalah sebuah organisasi yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan, yang dibentuk pada tahun 2014 untuk mengelola HCS Approach. Steering Group (SG) dibentuk agar dapat mengawasi pengembangan selanjutnya dari metodologi tersebut, termasuk penyempurnaan terhadap definisi, objektif dan hubungan dengan pendekatan-pendekatan lainnya, untuk menghentikan praktek penggundulan hutan. SG pun memandu implementasi dari metodologi tersebut, berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan dan mengembangkan/ menjalankan pengelolaan terhadap model dari metodologi tersebut.
Hehehe ... Kalian tenang saja, saya tidak bermaksud menjebak kok. Judulnya sengaja saya tulis pertanyaan karena sebenarnya saya ingin menjelaskan. Hm, lebih tepatnya me-review sih. Kenapa (kita) harus (menulis / membaca artikel di) Opini.id?
Semuanya berawal dari facebook. Waktu itu, saya menemukan status seorang blogger yang mengajak kita untuk menulis di Opini.id. Jujur, itu pertama kalinya saya kenal dengan portal Opini.id. Ya, anggap saja saya kudet alias kurang update karena nyatanya itu portal sudah ada hampir setahunan. Hanya saja dari segi penampilan, memang masih perlu banyak perbaikan dan perkembangan.
Opini.id adalah tempat dimana kita bisa menuangkan ide-ide dan pikiran.
First impression, dari namanya saya menebak kalau portal ini akan sejenis sama Hipwee yang isi tulisannya cenderung galau melow dan curhatan. Tapi ... jeng jeng ... Kok ada foto Ahok? Ada berita politik? Ini benar portal opini bukan ya atau portal berita? Nah, lho ... *bingung
Untungnya, saya dikasih kesempatan untuk ikut FGD (Forum Group Discussion) di kantor Opini.id. Bersama beberapa teman penulis lain, akhirnya saya bisa menanyakan semua bentuk kebingungan waktu pertama kali pengen posting tulisan. Hehe ... Ternyata bukan saya saja yang begitu.
Mengenai cara posting, sekarang sudah gampang kok. Yang pasti kalian harus punya akun Opini.id, register seperti biasa. Ada pilihan sign in with facebook, with twitter, dan with email. Pilih menu Topic, kemudian klik salah satu dari tanda panah yang ada di capture:
Pilih salah satu saja ya
Ternyata Opini.id memang membebaskan para kontributornya untuk menulis apa saja. Tidak ada batasan tema tertentu, entah itu tentang kehidupan asmara, lingkungan kerja, sains, politik, kesehatan,psikologi, dan sebagainya. Selama masih dalam batas wajar dan tidak mengandung SARA. Karena semua tulisan yang kita posting tidak akan difilter, jadi langsung muncul di portal tersebut.
Opini.id itu portal blog keroyokan/ blog komunitas. Sejenis Kompasiana, Indosiana, dan lain-lain.
Nah, karena tidak ada batasan dan filter itulah makanya tulisan di Opini.id ada yang kecolongan. Maksudnya? Ada tulisan-tulisan alay yang pemakaian EYD-nya sembarangan atau malah disingkat-singkat. Hadeuhh ... ya, tapi kembali lagi, selama topik tulisannya tidak mengandung SARA, pihak Opini.id tidak akan menghapusnya.
Kalau kata salah satu orang Opininya sih, "Abaikan saja tulisan alay, nanti juga tenggelam sendiri."
Tulisan di Opini.id dikhususkan untuk pembaca remaja millineal.
Oh iya, walaupun diberi kebebasan tema, tidak terbatas artikel, puisi, atau curhatan, Opini.id "menuntut" agar tulisan yang kita sajikan dikemas semenarik mungkin, cocok untuk pembaca berusia 18-24 tahun. Pokoknya kekinianlah ... Jadi, kalau pun mau membahas tentang budaya atau politik yang notabene tema paling jarang disentuh oleh remaja masa kini, usahakan agar pembahasannya tetap meremaja ya. Agar sesuai dengan visi misi dari portal Opini.id itu sendiri.
Hm, secara garis besar ini pendapat saya, setelah beberapa kali saya nulis di Opini.id:
Tampilan Artikel di Portal Opini.id
1. Mengadopsi gaya Instagram dan Wattpad
Itu sih yang terlintas di pikiran saya, Instagram yang cenderung kuat di bagian foto, lalu di bawahnya pakai caption. Wattpad pun sama, bisa menaruh media/foto/video, lalu di bawahnya tulisan.
2. Slide dan Swipe
Tampilannya nggak scroll, tapi lebih ke swipe. Jadi, satu artikel bisa dibikin beberapa slide, dimana satu slide bisa dibubuhkan satu gambar/ ilustrasi pendukung.
3. SEO Friendly!
Berkat tampilannya yang slide by slide itu, Opini.id jadi SEO Friendly terutama untuk android.
4. Wajib original.
No copy paste! No Hoax! Karena kalau copy paste/ Hoax bakal ketahuan sama pihak Opini.id. Jadi, tulisan di sana terbukti berkualitas dong hehehe ...
5. Ada Video
Selain tulisan dan foto-foto pendukung, Opini.id juga punya keunggulan. Malah, orang cenderung mengenal Opini.id dari video-video buatan mereka. Kreatif! Bisa dilihat di sini. Kita juga bisa lho bikin video sendiri. Caranya dengan mengupload di Youtube, lalu pindahkan link Youtube ke Opini.id. Selesai deh ...
6. Backlink
Kita bisa taruh website/ blog pribadi di bio yang ada diprofil. Nantinya itu bisa jadi backlink dan masuk SEO mereka.
Tampilan Profil
7. Tidak Ada Fitur Edit Ini salah satu kelemahan yang menurut saya mengganggu. Kadang kalau saya nulis--entah itu di blog pribadi atau blog komunitas--rasanya sih tulisan sudah oke, tapi pas diposting tahu-tahu ada typo. Kurang titik koma-lah, salah ejaan-lah, yang pasti bagi saya Fitur Edit itu penting. Tapi kalau di Opini.id siap-siap saja... Typo sedikit delete, nulis ulang 😆 capek deh haha... Benar-benar melatih ketelitian dan kejelian dalam menulis. 8. Tersedia di Google Playstore Kalau mau gampang, tinggal download aplikasinya di google playstore. Nggak berat kok, cuma 7,71 MB. Terakhir, baca juga tulisan saya di Opini.id: